Jumat, 14 November 2008


ITADAKIMASU !
Duh ! Panas banget ! Masih dua tikungan, satu turunan lewat jembatan, rumah keren, lewat kompleks militer, jalan lagi, baru deh masuk ke halaman rumah kami yg luas kayak hutan lindung. Huh ! Nyesel juga gak mau bawa payung tadi. Topi SD gak cukup buat melindungi kepala dan tubuh di panas seterik ini. Menjelang pukul dua siang memang gak sepantasnya anak seusia aku pulang sekolah jalan kaki 3 kilometer sendirian. Kalau saja Papa gak sedang keluar kota, mungkin dia mau menjemputku pulang. Aku bilang mungkin karena memang jarang-jarang bisa dijemput Papa pulang. Paling-paling kalau Papa lagi punya waktu istirahat yang cukup leluasa untuk makan siang di rumah, baru deh Papa nyamperin aku pulang sekolah…
“Mama…aku pulang!” aku menerobos pintu kasa belakang.
“Lama sekali, sih…Mama sudah laper tungguin kamu dari tadi. Biasanya sebelum jam dua kamu udah nyampe…bahkan sebelum Mama selesai masak kamu udah nongkrong di sini. Kemana aja? Kelayapan ya?” Mama langsung ngomel.
“Idiih Mama ! Kira-kira dong nyambut anaknya pulang sekolah. Skarang kan emang belum jam dua Ma…lagian Mama aja yang hari ini masak kecepetan. Tapi, kayaknya bukan kecepetan deh. Emang Mama biasa telat nasak. Giliran hari gini tepat waktu malah nyalahin aku deh…”
“Eh, iya…emang belum jam dua ya…Udah cepet sono ganti baju, bersih-bersih…Mama dah laperrr..”
“Mama masak apa hari ini?” aku gak menunggu jawaban Mama dan langsung naik ke atas buat tukar baju dan cuci tangan dan kaki. Aku paling suka cuci tangan dan cuci kaki siang-siang gini. Rasanya segerrrr…
“Masak apa Ma?” aku menarik kursi rotan dan, hup! Meloncat ke atasnya. Pandanganku menyapu seluruh permukaan meja makan. Ada yang aneh !
“Hari ini kita gak makan nasi. Mama buat masakan alternatif pengganti nasi yang kandungan karbohidrat dan zat gizi lainnya sama dengan nasi. Kamu gak akan kena malnutrisi deh..Ini bubur jagung dengan campu…”
“STOP ! Kok tampilannya aneh gitu Ma? Aku gak yakin itu bisa dimakan,” aku kehilangan selera.
“Eits! Kamu meragukan masakan Mama ya? OK, it doesn’t matter. Let me explain you first. Kamu denger presentasi Mama dulu abis itu kamu pasti pengen nambah deh…Perhatikan kemari!” Mama menarik whiteboard ke depan meja makan dan menempelkan gambar2 di sana.
“Ma, please. I do really hungry now !” dengan wajah memelas aku melirih.
“Just seven minutes Timmy…” Mama gak mau ngerti dan tetap bersemangat dengan presentasinya.
Oow, aku merasa malang sedunia…somebody help me out of here and give me a normal food ! Mamaku orang paling baik sedunia dan paling kreatif. Tapi karena kreativitasnya yang kadarnya terkadang berlebihan maka aku, her only handsome boy is being the victim. Inilah yang aku kuatirkan kalau Papa keluar kota, Mama suka eksperimen masakan aneh-aneh. Kadang-kadang enak sih. Tapi seringnya enggak. Dan, oh…anak SD mana yang makan siang aja perlu dapat mata kuliah program magister tentang nutrisi ? Papa, cepet pulang donk! Apa hari ini Papa lupa telpon Mama sampe Mama berbuat begini ? Ini gak adil. Tapi inilah yang aku terima. Aku Cuma bisa meletakkan daguku di atas meja sambil berharap 7 menit yang serasa 7 minggu segera berlalu dan aku benar-benar berharap tampilan bubur jagung itu memang kebalikan dari rasanya. Selamat makan temen-temen sedunia. Bersyukurlah untuk makananmu dan orang-orang yang memasaknya.
“ Itadakimasu !” mama senyum padaku. I love you Ma, just the way you are.

Tidak ada komentar: